Komunikasi & Informasi Edukasi
A. Komunikasi
Komunikasi
adalah proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima pesan sehingga terjadi
suatu kesamaan makna tentang pesan yang disampaikan antara sumber dan penerima
pesan. Komunikasi atau dalam Bahasa Inggrisnya Communication yang artinya sama
sehingga dapat dijelaskan bahwa komunikasi akan terjadi apabila terdapat
kesamaan makna antara pemberi pesan dengan si penerima pesan.
Strategi Komunikasi yang efektif
Menurut
Pace, dkk (1979) ada tiga tujuan utama strategi komunikasi yang ingin dicapai,
yaitu:
a. Memastikan
bahwa penerima pesan memahami isi pesan yang diterimanya
b. Memantapkan
penerimaan pesan dalam diri penerima sasaran
c. Memotivasi
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan implikasi pesan
Prinsip-prinsip
strategi komunikasi terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Merumuskan
tujuan
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang
kegiatan komunikasi adalah mengidentifikasi masalah, data dan fakta. Langkah
ini menghasilkan rumusan tujuan kegiatan yang memuat informasi ;
·
Siapa sasaran komunikasi
·
Perubahan perilaku yang diharapkan
terjadi
·
Kualitas perubahan
·
Lokasi perubahan
2. Menetapkan
dan mengenal target sasaran
Target sasaran dalam proses komunikasi adalah
penerima pesan, dengan mengetahui target sasaran dapat disusun strategi
komunikasi yang hendak dilakukan terkait dengan isi pesan, penentuan metode
komunikasi dan pemilihan saluran pesan yang sesuai dengan isi pesan.
Pengenalan target sasaran akan tergantung pada
tujuan komunikasi yang hendak dicapai, apakah sekedar membuat target mengetahui
tentang sesuatu yang akan disampaikan atau dimaksudkan agar target melakukan
tindakan tertentu sesuai pesan yang disampaikan kepadanya.
Setelah target sasaran atau penerima komunikasi
ditetapkan maka sumber komunikasi perlu mengetahui target sasaran dalam hal :
a.
Ciri-ciri personal seperti umur, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, jumlah keluarga
b.
Mengenal sistem sosial budaya penerima
pesan, meliputi bahasa yang digunakan, persepsi mereka tentang sesuatu yang
dikomunikasikan, sikap mereka terhadap perubahan, ketergantungannya terhadap tokoh
panutan, sistem pengambilan keputusan dalam keluarga, dll
c.
Cara dan kebiasaan target berkomunikasi,
lebih banyak menggunakan media atau komunikasi tatap muka / langsung.
d.
Minat penerima terhadap perubahan
e.
Status penerima, mandiri atau kelompok
f.
Tingkat pengetahuan penerima terhadap
isi pesan.
Pemahaman tentang tingkat pengetahuan target sasaran
mengenai materi yang akan dikomunikasikan akan memudahkan terjadinya penerimaan
perubahan. Komunikasi tentang sesuatu yang relatif sudah pernah didengar akan
lebih muda diterima dibanding sesuatu yang jarang didengar atau sama sekali
asing bagi penerima.
Perlu dipahami bahwa pengetahuan tidak selalu
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku. Ada beberapa persepsi individual
yang dapat menghambat seseorang melakukan perilaku yang diharapkan yaitu :
a.
Kognitif
·
kepercayaan/keyakinan
·
Persepsi
·
Pendapat pribadi
·
Norma
b.
Emosional
·
Kemampuan pribadi
·
Respon emosional
c.
Interaksi sosial
·
Pengaruh social
·
Anjuran kepada teman
3. Mendisain
Pesan
Disamping
mengenal penerima komunikasi dengan baik, komunikator perlu mendisain pesan
yang akan disampaikan sehingga mampu membangkitkan minat dan perhatian penerima
terhadap pesan yang disampaikan.
Ada
empat syarat yang harus dipenuhi agar pesan yang disampaikan dapat diterima,
yaitu :
a. Pesan
disusun, direncanakan dan disampaikan secara menarik. Ketrampilan komunikator
(sumber komunikasi) dalam merencanakan dan mengkemas pesan sehingga menarik
perhatian sangat diperlukan.
b. Pesan
harus menggunakan simbol-simbol yang di dasarkan pada kesamaan pengalaman
antara sumber dan penerima pesan dalam memahami simbol-simbol tersebut.
c. Pesan
harus dapat membangkitkan kebutuhan pribadi penerima pesan dan mampu memberi
saran tentang cara untuk mencapai kebutuhan dari pesan yang disampaikan.
d. Pesan
harus dapat memberikan alternatif bagi penerima untuk memenuhi kebutuhan akan
informasi secara layak, baik untuk kepentingan individu maupun kelompok
4. Menetapkan
Metoda
Metoda
komunikasi dapat dibagi dua yaitu ;
a. Menurut
cara pelaksanaannya
·
Metoda redudancy : cara mempengaruhi
target sasaran dengan jalan mengulang-ulang pesan yang sama. Penyampaian pesan
dilakukan secara kontinyu, tidak hanya sekali atau dua kali aja. Cara
penyampaian pesan sebaiknya menarik agar tidak membosankan. Keuntungan
penyampaian pesan berulang-ulang antara lain target sasaran akan lebih
memperhatikan pesan, tidak mudah lupa dan sumber dapat memperbaiki diri dalam
cara penyampaian pesan.
·
Metoda canalizing : cara mengubah
pengetahuan, pemikiran, pendapat dan sikap mental target sasaran ke arah yang
dikehendaki secara perlahan-lahan karena pada dasarnya pengetahuan, pemikiran,
pendapat dan sikap seseorang dipengaruhi oleh kerangka referensi dan pengalaman
yang telah mengkristal selama bertahun-tahun.
b. Menurut
bentuk isi pesannya
·
Informatif : kegiatan mempengaruhi
target sasaran melalui kegiatan penerangan. Penerangan adalah menyampaikan
sesuatu apa adanya berdasarkan fakta dan data-data yang benar. Penerangan
dilakukan untuk mengisi pengetahuan target sasaran tentang sesuatu yang belum
diketahui tanpa upaya mempengaruhi persepsinya, misalnya siaran berita di radio
& TV.
·
Persuasif : metode komunikasi yang
difokuskan pada perubahan kesadaran atau sikap mental seseorang. Pada metoda
informatif pengetahuan rtarget sasaran yang ingin diubah sedang pada metoda
persuasif yang lebih difokuskan adalah pada target sasaran yang telah
tersugesti terlebih dahulu tentang sesuatu inovasi yang akan disampaikan.
Contohnya, penyuluhan
keamanan pangan dilakukan di kantor Dinas Kesehatan yang telah banyak ditempeli
poster-poster tentang manfaat pangan yang aman. Pada kondisi demikian, target
sasaran tersugesti untuk mengikuti program keamanan pangan karena dua hal yaitu,
(1) keberadaannya di lokasi penyuluhan, yaitu di kantor Dinas Kesehatan yang
memang berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan dan (2) poster-poster
tentang keamanan pangan di kantor Dinas Kesehatan secara psikologis telah
”membujuk” target sasaran untuk mengikuti program komunikasi keamanan pangan.
Pada metoda persuasif pesan yang disampaikan selain berupa fakta, data dan
pendapat orang lain juga dapat berupa non fakta.
·
Edukatif : metode komunikasi yang
bertujuan mengubah perilaku target sasaran secara sengaja, teratur dan
terencana. Isi komunikasi dengan metoda edukatif adalah berupa pendapat, fakta,
data dan pengalaman seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Proses komunikasi dengan metoda ini biasanya berlangsung lebih lama dibanding
metoda persuasif akan tetapi hasil metoda edukatif dalam mengubah perilaku
seseorang juga akan berlangsung lebih lama.
·
Kursif : metode komunikasi yang
mempengaruhi target sasaran dengan cara memaksa. Pesan yang disampaikan
biasanya berisi pendapat dan ancaman, misalnya peraturan-peraturan, perintah
dan intimidasi.
5. Menseleksi
dan Menetapkan Media
Beberapa
pertanyaan yang perlu dijawab sehubungan dengan kegiatan penseleksian media
komunikasi antara lain adalah :
ü Saluran
komunikasi mana yang paling banyak penerimanya tetapi murah biayanya ?
ü Saluran
komunikasi mana yang paling besar dampaknya ?
ü Saluran
komunikasi mana yang paling cocok dengan tujuan komunikasi dan target sasaran ?
ü Saluran
mana yang paling cocok dengan isi pesan ?
ü Saluran
komunikasi mana yang paling sesuai dengan ketersediaan dana dan kemampuan
mengoperasionalkannya ?
B. Edukasi
Edukasi
adalah proses untuk belajar mengajar yang sangat perlu diberikan kepada
produsen, konsumen dan pengambil kebijakan agar dapat mengubah perilakunya
untuk menjadi lebih baik. Perilaku sebagai tujuan belajar oleh Slamet (1975)
diartikan sebagai segala tindak tanduk seseorang yang dapat diamati, didengar
dan dirasakan oleh orang lain.
Perilaku
sebagai tujuan pendidikan terdiri dari tiga kawasan, yaitu :
a.
Kawasan kognisi
b.
Kawasan afeksi
c.
Kawasan psikometrik
Tujuan
pengubahan perilaku pada kawasan kognisi mencakup perubahan perilaku yang
berkaitan dengan aspek intelektualitas dan pengetahuan seseorang. Pengetahuan
belajar pada kawasan kognisi ini terdiri dari enam unsur yang tersusun secara
hirarki, yaitu :
1. Pengetahuan
(knowledge) meliputi memori tentang fakta, kaidah, prinsip yang pernah
dipelajari dan disimpan dalam ingatan orang yang belajar.
2. Komprehensi
(comprehension) meliputi kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
3. Aplikasi
(application) meliputi kemampuan seseorang menggunakan materi belajar dalam
situasi baru untuk memecahkan masalah-masalah kongkrit yang dihadapi.
4. Analisis
(analysis) meliputi kemampuan seseorang untuk menjelaskan sesuatu yang pernah
diajarkan dan dialami dengan rinci
5. Sintesa
(synthetic) merupakan kemampuan untuk menghubung-hubungkan segala sesuatu yang
diajarkan dan dialami atau dilakukan sehingga mewujudkan suatu pengertian baru.
6. Penilaiaan
(evaluation) merupakan kemampuan untuk menilai.
Kawasan
afeksi (sikap mental) menyangkut emosi dan perasaan seseorang seperti rasa
senang-tidak senang, rasa suka-tidak suka.
Ada
lima unsur kawasan afeksi yaitu :
a.
Menerima
b.
Menanggapi
c.
Menilai
d.
Organisasi
e.
Penghayatan
Perubahan
perilaku dalam kawasan psikomotorik adalah perubahan ketrampilan seseorang
mengerjakan sesuatu. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketrampilan seseorang
adalah kekuatan, kecepatan, ketepatan, keseimbangan dan kecermatan.
Setiap
kawasan perubahan perilaku membawa konsekuensi yang berbeda-beda pada
pengalaman belajar yang diberikan atau lebih tepatnya pada proses pendidikan
yang dilaksanakan.
2.2
Strategi KIE yang efisien dan tepat sasaran
1. Kenali
Foktor Penyebab
a. Kemiskinan
Kemiskinan
akan berdampak terhadap akses dan pemilikan asset untuk memperoleh
pendidikan,pengetahuan,pekerjaan yang terbatas sehingga kemampuan daya beli
dalam penyediaan pangan akan terbatas.
b. Penyakit
Infeksi
Faktor
ini berkaitan erat dengan sanitasi lingkungan, penyediaan air bersih, kondisi
rumah dan peran PHBS (Perilaku Hidup Bersh dan Sehat). Jika semua kondisi
lingkungan jelek maka penghuninya akan mudah terkena infeksi.
c. Perilaku
Faktor
penyebab terjadinya gizi buruk sangatlah komplek / multidimensi baik penyebab
langsung maupun tidak langsung. Salah satu faktor penting dan mendasar karena
perilaku konsumsi makanan (food consumption behavior) baik individu,keluarga,
masyarakat yang salah atau tidak sepenuhnya mengikuti kaidah-kaidah ilmu gizi
dan kesehatan, oleh karenanya upaya penggarapan aspek perilaku konsumsi makanan
kearah penyadaran gizi perlu ditingkatkan strateginya sehingga masyarakat tahu,
mau dan mampu memecahkan masalah gizi yang dihadapinya.Penyebab lain karena
pola asuh yang kurang baik disebakan sibuknya keluarga mencari nafkah (kurang
perduli terhadap kesehatan anak).
2. Faktor
- Faktor Determinan Perilaku Konsumsi Makanan
Seperti
dikemukakan diatas bahwa masalah gizi buruk pada individu, keluarga/masyarakat
bukannya tanpa sebab, tetapi ada penyebab dominan dan mendasar yaitu :
a. Penyebab
berkaitan langsung dengan perilaku konsumsi makanan (asupan makan).
Ada 3 aspek yang
mencerminkan tindakan dalam perilaku konsumsi makanan adalah:
·
Penyediaan dan penggunaan makanan
·
Pemeliharaan dan peningkatan keadaan
gizi dan kesehatan
·
Pendayagunaan pelayanan gizi,kesehatan
dan keluarga berencana
b.
Penyebab yang tidak berkaitan secara
langsung dengan perilaku konsumsi makanan seperti kemiskinan,pendidikan,infeksi
dan sebagainya.
Secara umum ada dua jenis sasaran
informasi dan edukasi, yaitu :
1. Sasaran
yang langsung menggunakan perubahan perilaku untuk dirinya sendiri, sebagai
contoh adalah produsen atau penjaja pangan dan para konsumen misalnya
masyarakat umum, murid sekolah, pasien dll.
2. Sasaran
yang selain dapat menggunakan perubahan perilakunya untuk diri sendiri,
berpotensi atau berperan mengubah perilaku target sasaran lain.
Pada
konsumen langsung karena sifatnya massal, kegiatan informasi dan edukasi dapat
dilakukan melalui media massa contohnya , televisi, radio, leafet, brosur,
poster, koran, majalah dll. Sedangkan untuk konsumen tak langsung strategi
informasi dan edukasi yang diberlakukan adalah mengkombinasi komunikasi
kelompok dengan menggunakan berbagai media,.contoh kongkritnya adalah
bentuk-bentuk pelatihan diruangan .
2.3
Peran Penelitian
Penelitian
mempunyai peran antara lain :
·
Pemecahan masalah
·
Memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan dalam bidang yang diajukan
·
Mendapatkan pengetahuan atau ilmu baru.
1. Peran
penelitian sebagai pemecahan masalah.
Dalam
hal ini meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena dari
suatu masalah yang kompleks dan kait mengait.
2. Peranan
penelitian sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam bidang yang
diajukan. Dalam hal ini meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan atau
menggambarkan fenomena-fenoena dari masalah-masalah dan peertanyaan-pertanyaan
yang bersangkutan tersebut.
3. Peranan
penelitian untuk mendapatkan pengetahuan dan ilmu baru. Dalam hal ini berfungsi
untuk menemukan pengetahuan/ilmu yang baru yang mana belum diketahui atau sama
sekali belum pernah diterapkan dalam masyarakat yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar