Senin, 27 November 2017

KIE GIZI



Komunikasi &  Informasi Edukasi

A. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima pesan sehingga terjadi suatu kesamaan makna tentang pesan yang disampaikan antara sumber dan penerima pesan. Komunikasi atau dalam Bahasa Inggrisnya Communication yang artinya sama sehingga dapat dijelaskan bahwa komunikasi akan terjadi apabila terdapat kesamaan makna antara pemberi pesan dengan si penerima pesan.
Strategi Komunikasi yang efektif
Menurut Pace, dkk (1979) ada tiga tujuan utama strategi komunikasi yang ingin dicapai, yaitu:
a.       Memastikan bahwa penerima pesan memahami isi pesan yang diterimanya
b.      Memantapkan penerimaan pesan dalam diri penerima sasaran
c.       Memotivasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan implikasi pesan
Prinsip-prinsip strategi komunikasi terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut:
1.      Merumuskan tujuan
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang kegiatan komunikasi adalah mengidentifikasi masalah, data dan fakta. Langkah ini menghasilkan rumusan tujuan kegiatan yang memuat informasi ;
·         Siapa sasaran komunikasi
·         Perubahan perilaku yang diharapkan terjadi
·         Kualitas perubahan
·         Lokasi perubahan
2.      Menetapkan dan mengenal target sasaran
Target sasaran dalam proses komunikasi adalah penerima pesan, dengan mengetahui target sasaran dapat disusun strategi komunikasi yang hendak dilakukan terkait dengan isi pesan, penentuan metode komunikasi dan pemilihan saluran pesan yang sesuai dengan isi pesan.
Pengenalan target sasaran akan tergantung pada tujuan komunikasi yang hendak dicapai, apakah sekedar membuat target mengetahui tentang sesuatu yang akan disampaikan atau dimaksudkan agar target melakukan tindakan tertentu sesuai pesan yang disampaikan kepadanya.
Setelah target sasaran atau penerima komunikasi ditetapkan maka sumber komunikasi perlu mengetahui target sasaran dalam hal :
a.       Ciri-ciri personal seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah keluarga
b.      Mengenal sistem sosial budaya penerima pesan, meliputi bahasa yang digunakan, persepsi mereka tentang sesuatu yang dikomunikasikan, sikap mereka terhadap perubahan, ketergantungannya terhadap tokoh panutan, sistem pengambilan keputusan dalam keluarga, dll
c.       Cara dan kebiasaan target berkomunikasi, lebih banyak menggunakan media atau komunikasi tatap muka / langsung.
d.      Minat penerima terhadap perubahan
e.       Status penerima, mandiri atau kelompok
f.       Tingkat pengetahuan penerima terhadap isi pesan.
Pemahaman tentang tingkat pengetahuan target sasaran mengenai materi yang akan dikomunikasikan akan memudahkan terjadinya penerimaan perubahan. Komunikasi tentang sesuatu yang relatif sudah pernah didengar akan lebih muda diterima dibanding sesuatu yang jarang didengar atau sama sekali asing bagi penerima.
Perlu dipahami bahwa pengetahuan tidak selalu menyebabkan terjadinya perubahan perilaku. Ada beberapa persepsi individual yang dapat menghambat seseorang melakukan perilaku yang diharapkan yaitu :
a.       Kognitif
·         kepercayaan/keyakinan
·         Persepsi
·         Pendapat pribadi
·         Norma
b.      Emosional
·         Kemampuan pribadi
·         Respon emosional
c.       Interaksi sosial
·         Pengaruh social
·         Anjuran kepada teman

3.      Mendisain Pesan
Disamping mengenal penerima komunikasi dengan baik, komunikator perlu mendisain pesan yang akan disampaikan sehingga mampu membangkitkan minat dan perhatian penerima terhadap pesan yang disampaikan.
Ada empat syarat yang harus dipenuhi agar pesan yang disampaikan dapat diterima, yaitu :
a.       Pesan disusun, direncanakan dan disampaikan secara menarik. Ketrampilan komunikator (sumber komunikasi) dalam merencanakan dan mengkemas pesan sehingga menarik perhatian sangat diperlukan.
b.      Pesan harus menggunakan simbol-simbol yang di dasarkan pada kesamaan pengalaman antara sumber dan penerima pesan dalam memahami simbol-simbol tersebut.
c.       Pesan harus dapat membangkitkan kebutuhan pribadi penerima pesan dan mampu memberi saran tentang cara untuk mencapai kebutuhan dari pesan yang disampaikan.
d.      Pesan harus dapat memberikan alternatif bagi penerima untuk memenuhi kebutuhan akan informasi secara layak, baik untuk kepentingan individu maupun kelompok

4.      Menetapkan Metoda
Metoda komunikasi dapat dibagi dua yaitu ;
a.       Menurut cara pelaksanaannya
·         Metoda redudancy : cara mempengaruhi target sasaran dengan jalan mengulang-ulang pesan yang sama. Penyampaian pesan dilakukan secara kontinyu, tidak hanya sekali atau dua kali aja. Cara penyampaian pesan sebaiknya menarik agar tidak membosankan. Keuntungan penyampaian pesan berulang-ulang antara lain target sasaran akan lebih memperhatikan pesan, tidak mudah lupa dan sumber dapat memperbaiki diri dalam cara penyampaian pesan.
·         Metoda canalizing : cara mengubah pengetahuan, pemikiran, pendapat dan sikap mental target sasaran ke arah yang dikehendaki secara perlahan-lahan karena pada dasarnya pengetahuan, pemikiran, pendapat dan sikap seseorang dipengaruhi oleh kerangka referensi dan pengalaman yang telah mengkristal selama bertahun-tahun.

b.      Menurut bentuk isi pesannya
·         Informatif : kegiatan mempengaruhi target sasaran melalui kegiatan penerangan. Penerangan adalah menyampaikan sesuatu apa adanya berdasarkan fakta dan data-data yang benar. Penerangan dilakukan untuk mengisi pengetahuan target sasaran tentang sesuatu yang belum diketahui tanpa upaya mempengaruhi persepsinya, misalnya siaran berita di radio & TV.
·         Persuasif : metode komunikasi yang difokuskan pada perubahan kesadaran atau sikap mental seseorang. Pada metoda informatif pengetahuan rtarget sasaran yang ingin diubah sedang pada metoda persuasif yang lebih difokuskan adalah pada target sasaran yang telah tersugesti terlebih dahulu tentang sesuatu inovasi yang akan disampaikan.
Contohnya, penyuluhan keamanan pangan dilakukan di kantor Dinas Kesehatan yang telah banyak ditempeli poster-poster tentang manfaat pangan yang aman. Pada kondisi demikian, target sasaran tersugesti untuk mengikuti program keamanan pangan karena dua hal yaitu, (1) keberadaannya di lokasi penyuluhan, yaitu di kantor Dinas Kesehatan yang memang berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan dan (2) poster-poster tentang keamanan pangan di kantor Dinas Kesehatan secara psikologis telah ”membujuk” target sasaran untuk mengikuti program komunikasi keamanan pangan. Pada metoda persuasif pesan yang disampaikan selain berupa fakta, data dan pendapat orang lain juga dapat berupa non fakta.
·         Edukatif : metode komunikasi yang bertujuan mengubah perilaku target sasaran secara sengaja, teratur dan terencana. Isi komunikasi dengan metoda edukatif adalah berupa pendapat, fakta, data dan pengalaman seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Proses komunikasi dengan metoda ini biasanya berlangsung lebih lama dibanding metoda persuasif akan tetapi hasil metoda edukatif dalam mengubah perilaku seseorang juga akan berlangsung lebih lama.
·         Kursif : metode komunikasi yang mempengaruhi target sasaran dengan cara memaksa. Pesan yang disampaikan biasanya berisi pendapat dan ancaman, misalnya peraturan-peraturan, perintah dan intimidasi.

5.      Menseleksi dan Menetapkan Media
Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab sehubungan dengan kegiatan penseleksian media komunikasi antara lain adalah :
ü  Saluran komunikasi mana yang paling banyak penerimanya tetapi murah biayanya ?
ü  Saluran komunikasi mana yang paling besar dampaknya ?
ü  Saluran komunikasi mana yang paling cocok dengan tujuan komunikasi dan target sasaran ?
ü  Saluran mana yang paling cocok dengan isi pesan ?
ü  Saluran komunikasi mana yang paling sesuai dengan ketersediaan dana dan kemampuan mengoperasionalkannya ?

B. Edukasi
Edukasi adalah proses untuk belajar mengajar yang sangat perlu diberikan kepada produsen, konsumen dan pengambil kebijakan agar dapat mengubah perilakunya untuk menjadi lebih baik. Perilaku sebagai tujuan belajar oleh Slamet (1975) diartikan sebagai segala tindak tanduk seseorang yang dapat diamati, didengar dan dirasakan oleh orang lain.


Perilaku sebagai tujuan pendidikan terdiri dari tiga kawasan, yaitu :
a. Kawasan kognisi
b. Kawasan afeksi
c. Kawasan psikometrik
Tujuan pengubahan perilaku pada kawasan kognisi mencakup perubahan perilaku yang berkaitan dengan aspek intelektualitas dan pengetahuan seseorang. Pengetahuan belajar pada kawasan kognisi ini terdiri dari enam unsur yang tersusun secara hirarki, yaitu :
1.      Pengetahuan (knowledge) meliputi memori tentang fakta, kaidah, prinsip yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan orang yang belajar.
2.      Komprehensi (comprehension) meliputi kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari materi pembelajaran yang telah dipelajari.
3.      Aplikasi (application) meliputi kemampuan seseorang menggunakan materi belajar dalam situasi baru untuk memecahkan masalah-masalah kongkrit yang dihadapi.
4.      Analisis (analysis) meliputi kemampuan seseorang untuk menjelaskan sesuatu yang pernah diajarkan dan dialami dengan rinci
5.      Sintesa (synthetic) merupakan kemampuan untuk menghubung-hubungkan segala sesuatu yang diajarkan dan dialami atau dilakukan sehingga mewujudkan suatu pengertian baru.
6.      Penilaiaan (evaluation) merupakan kemampuan untuk menilai.

Kawasan afeksi (sikap mental) menyangkut emosi dan perasaan seseorang seperti rasa senang-tidak senang, rasa suka-tidak suka.
Ada lima unsur kawasan afeksi yaitu :
a. Menerima
b. Menanggapi
c. Menilai
d. Organisasi
e. Penghayatan
Perubahan perilaku dalam kawasan psikomotorik adalah perubahan ketrampilan seseorang mengerjakan sesuatu. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketrampilan seseorang adalah kekuatan, kecepatan, ketepatan, keseimbangan dan kecermatan.
Setiap kawasan perubahan perilaku membawa konsekuensi yang berbeda-beda pada pengalaman belajar yang diberikan atau lebih tepatnya pada proses pendidikan yang dilaksanakan.

2.2  Strategi KIE yang efisien dan tepat sasaran

1.      Kenali Foktor Penyebab
a.       Kemiskinan
Kemiskinan akan berdampak terhadap akses dan pemilikan asset untuk memperoleh pendidikan,pengetahuan,pekerjaan yang terbatas sehingga kemampuan daya beli dalam penyediaan pangan akan terbatas.
b.      Penyakit Infeksi
Faktor ini berkaitan erat dengan sanitasi lingkungan, penyediaan air bersih, kondisi rumah dan peran PHBS (Perilaku Hidup Bersh dan Sehat). Jika semua kondisi lingkungan jelek maka penghuninya akan mudah terkena infeksi.
c.       Perilaku
Faktor penyebab terjadinya gizi buruk sangatlah komplek / multidimensi baik penyebab langsung maupun tidak langsung. Salah satu faktor penting dan mendasar karena perilaku konsumsi makanan (food consumption behavior) baik individu,keluarga, masyarakat yang salah atau tidak sepenuhnya mengikuti kaidah-kaidah ilmu gizi dan kesehatan, oleh karenanya upaya penggarapan aspek perilaku konsumsi makanan kearah penyadaran gizi perlu ditingkatkan strateginya sehingga masyarakat tahu, mau dan mampu memecahkan masalah gizi yang dihadapinya.Penyebab lain karena pola asuh yang kurang baik disebakan sibuknya keluarga mencari nafkah (kurang perduli terhadap kesehatan anak).
2.      Faktor - Faktor Determinan Perilaku Konsumsi Makanan
Seperti dikemukakan diatas bahwa masalah gizi buruk pada individu, keluarga/masyarakat bukannya tanpa sebab, tetapi ada penyebab dominan dan mendasar yaitu :
a.       Penyebab berkaitan langsung dengan perilaku konsumsi makanan (asupan makan).
Ada 3 aspek yang mencerminkan tindakan dalam perilaku konsumsi makanan adalah:
·         Penyediaan dan penggunaan makanan
·         Pemeliharaan dan peningkatan keadaan gizi dan kesehatan
·         Pendayagunaan pelayanan gizi,kesehatan dan keluarga berencana
b.      Penyebab yang tidak berkaitan secara langsung dengan perilaku konsumsi makanan seperti kemiskinan,pendidikan,infeksi dan sebagainya.

Secara umum ada dua jenis sasaran informasi dan edukasi, yaitu :
1.      Sasaran yang langsung menggunakan perubahan perilaku untuk dirinya sendiri, sebagai contoh adalah produsen atau penjaja pangan dan para konsumen misalnya masyarakat umum, murid sekolah, pasien dll.
2.      Sasaran yang selain dapat menggunakan perubahan perilakunya untuk diri sendiri, berpotensi atau berperan mengubah perilaku target sasaran lain.
Pada konsumen langsung karena sifatnya massal, kegiatan informasi dan edukasi dapat dilakukan melalui media massa contohnya , televisi, radio, leafet, brosur, poster, koran, majalah dll. Sedangkan untuk konsumen tak langsung strategi informasi dan edukasi yang diberlakukan adalah mengkombinasi komunikasi kelompok dengan menggunakan berbagai media,.contoh kongkritnya adalah bentuk-bentuk pelatihan diruangan .





2.3  Peran Penelitian

Penelitian mempunyai peran antara lain :
·         Pemecahan masalah
·         Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam bidang yang diajukan
·         Mendapatkan pengetahuan atau ilmu baru.

1.      Peran penelitian sebagai pemecahan masalah.
Dalam hal ini meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan kait mengait.
2.      Peranan penelitian sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam bidang yang diajukan. Dalam hal ini meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena-fenoena dari masalah-masalah dan peertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan tersebut.
3.      Peranan penelitian untuk mendapatkan pengetahuan dan ilmu baru. Dalam hal ini berfungsi untuk menemukan pengetahuan/ilmu yang baru yang mana belum diketahui atau sama sekali belum pernah diterapkan dalam masyarakat yang bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

METABOLISME LEMAK & ANALISIS KIMIA DALAM DARAH

Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon ( C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat d...